oprec
kkn bangka. tema ttg desa wisata pesisir. tempat, desa penyak, kec Koba, Kab
Bangka Tengah , kepulauan Babel.
masih dibutuhkan dari kluster agro dan kesehatan.
hub Muti 085740018033. segera.
terimakasih.
masih dibutuhkan dari kluster agro dan kesehatan.
hub Muti 085740018033. segera.
terimakasih.
Begitulah
isi dari thread berjudul KKN
Bangka Tengah, Pantai Penyak di
sebuah laman portal akademik. Postingan yang cukup pendek jika dibandingkan
dengan judul lain yang bermaksud serupa. Tapi, setidaknya tertera nomor yang
bisa dihubungi. Ini bukan sesuatu yang sepele, ini menunjukkan bahwa mereka memang
serius mencari anggota tambahan. Muti, nama yang sepertinya menarik untuk saya
hubungi di awal Februari ini.
Januari, 2012
Beberapa hari terakhir saya memang selalu
mengunjungi portal kombat akademik. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari, karena
portal ini memang tidak pernah tutup bagi mahasiswanya (kecuali anda tidak
terkoneksi dengan internet). Bukan untuk mengisi KRS, apalagi TTS. Bukan pula
melihat nilai yang beberapa di antaranya mungkin tidak bernilai. Ini berkaitan
dengan 3 sks yang wajib saya tempuh setelah mencapai 100 sks, KKN. Bukan
sesuatu yang berbau korupsi, meskipun saya telah melakukan korupsi waktu untuk
KKN ini. Ya, sebagai mahasiswa angkatan 2008, secara normal seharusnya saya
sudah melakukan KKN tahun lalu (2011). Tapi, apa boleh buat? Nasi sudah menjadi intip.
Asal tidak intip masa lalu untuk kemudian menyesali hal yang sudah tidak perlu.
Well, bagaimanapun juga saya harus KKN tahun ini.
Sebagai mahasiswa yang tidak berkecimpung
dalam dunia UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), portal akademik menjadi sumber informasi
utama bagi saya dalam mencari kelompok KKN. Dan entah mengapa saya hanya
mencari kelompok yang akan mengadakan KKN di luar Jawa, bukan sekedar luar
Jogja. Mulai dari Lombok, Bima, Bali, Bangka, Belitung, Riau, Padang, dan
beberapa daerah lain. Dari beberapa postingan yang ada, saya hanya fokus pada
beberapa hal seperti lokasi, tema, dan contact
person (cp). Saya tidak melihat pada jurusan atau kluster mana yang mereka
cari, karena saya tidak yakin antropologi tertulis di dalamnya (btw,
antropologi adalah jurusan saya, belum pernah dengar? Bisa dimaklumi). Saya
hanya berniat untuk menghubungi nomor-nomor yang sudah tersimpan, menyampaikan
maksud, berharap ada yang tertarik. Minimal sms saya dibalas. Dari beberapa
nomor yang saya hubungi, jawaban mereka rata-rata sama: sudah penuh, atau sudah
banyak yang dari kluster sosio humaniora (selanjutnya kita sebut saja soshum).
Tapi itu tidak semuanya, karena ternyata ada yang tertarik, salah satunya
adalah tim KKN Bangka.
Desember 2011... atau November ya? Ah saya
tidak terlalu ingat, yang jelas di penghujung tahun itu sebenarnya saya sudah
mulai mencari.
Tersebutlah seorang kawan gelap (karena
kulitnya memang gelap, konon lebih gelap dari bayangannya) yang bernama Galeh.
Remaja paruh b(u)aya yang cukup akrab dengan saya (ada yang bilang bahwa jika
ingin terlihat tampan, bergaul saja dengan orang yang kurang tampan). Sama
halnya dengan saya, Galeh ini juga sedang sibuk mencari kelompok KKN dan dia
sudah selangkah lebih maju. Ada satu kelompok, yang membuatnya tertarik dan
kemudian mengajak saya untuk ikut serta. Kabarnya kelompok ini akan
melaksanakan KKN di Pulau Lombok. Hmm, sepertinya menarik.
Beberapa waktu setelah saya tidak jadi
bergabung di tim KKN Lombok.
Ada seorang teman, sebut saja Ali (nama
sebenarnya, dan percaya atau tidak ini adalah nama panggilan sekaligus nama
lengkapnya) mengajak saya untuk bergabung bersama tim KKN-nya. Ajakan ini dia
tawarkan karena seorang yang lain (mahasiswa antropologi juga) mengundurkan
diri. Untuk kelompok yang satu ini, mereka dipimpin oleh seorang mahasiswa
kehutanan bernama Kojiro Yugo. Dan, tempat yang menjadi tujuan KKN adalah
suatu daerah di Bima, Nusa Tenggara Barat. Kelompok ini sepertinya sudah cukup
matang dari segi persiapan. Hal inilah yang membuat saya tanpa pikir panjang
segera menghubungi pemimpin mereka dan menjadwalkan pertemuan.
Gagal, adalah keberhasilan yang tertunda.
Berhasil, adalah kegagalan yang terlewati.
Sepertinya saya harus menunda kunjungan ke
wilayah Indonesia tengah (Lombok dan Bima, red)
dengan dua alasan yang berbeda. Kelompok KKN dari Bima secara halus menolak,
karena anggota mereka dirasa sudah cukup, terutama untuk kluster soshum.
Sementara tim Lombok, saya sendiri yang mengurungkan niat untuk bergabung.
Alasannya sederhana, kelompok tersebut masih baru terbentuk dan belum memiliki
struktur kepengurusan inti selain ketua.
Februari 2012, minggu ke-dua.
Saya mulai menghubungi seseorang yang mengaku
sebagai Muti, melalui layanan pesan singkat. Tanpa ba bi bu, saya mengutarakan
ketertarikan pada tim KKN ini setelah membaca infonya dari portal akademik.
Alhamdulillah, dia membalas ketertarikan saya dengan menjadwalkan sebuah
pertemuan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
14 Februari 2012, the judgement day.
Sebuah pesan singkat masuk di ponsel saya,
dari Muti. Isinya kurang lebih, menyampaikan bahwa pertemuan akan dilangsungkan
di balairung, salah satu sudut di gedung pusat UGM. Sebuah tempat yang pada
saat itu belum terlalu familiar untuk saya. Karena jaraknya yang saya pikir
masih dekat dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), maka saya putuskan untuk berjalan
kaki saja. Dan setelah mengikuti petunjuk dari Muti melalui sms, sampailah saya
di sebuah forum kecil di sudut barat gedung pusat sayap selatan. Suasana yang
tidak saya bayangkan sebelumnya, karena saya pikir hanya akan bertemu dengan
satu atau dua orang saja untuk sesi wawancara. Ternyata, langsung satu tim yang
kebetulan juga sedang ada agenda rapat sepertinya. Tujuan awal saya sebenarnya
bukan untuk langsung bergabung, karena ada kelompok lain juga yang
mempersilakan saya jika tertarik. Niatnya melihat-lihat, berkenalan, eh mereka
langsung menerima. Namun hal tersebut bukan masalah, lantaran sambutan yang
diberikan mereka cukup hangat.
Layaknya anggota baru dalam sebuah kelompok,
saya dipersilakan memperkenalkan diri. Mulai dari nama, asal, jurusan, hobi,
hingga motivasi bergabung dalam kelompok ini. Kelompok yang menamakan diri
sebagai SEMUT, akronim dari Sehat, Elok, Mandiri, imUT.
Toss!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar