Sabtu, 02 Juni 2012

Malam Tahun Baru 2012

31 Desember 2011, penghujung tahun dimana orang - orang mulai sibuk untuk menyiapkan acara apa yang akan dilakukan menyambut tahun baru. Begitu juga dengan saya yang berencana menghabiskan malam tahun baru bersama teman - teman. Rencana yang sebenarnya sangat mendadak, karena kita memang terbiasa dengan segala sesuatu yang mepet. Rencana awal adalah pergi ke rumah salah satu teman saya yang bernama Arjo di daerah Ngemplak, jalan kaliurang. Bahkan sampai jam 3 sore ketika beberapa sudah berkumpul di kampus, acara tetap akan berlangsung di rumah Arjo. Hingga sampai Arjo mendapat kabar bahwa di rumahnya akan diadakan acara ibu - ibu di desanya (kalau tidak salah arisan). Segera saja saya dan teman - teman berpikir untuk mengganti venue acara malam itu, meskipun masih mungkin acara di tempat Arjo, dengan makanan yang pasti sudah disiapkan. Akhirnya saya mengajukan untuk menjadi tuan rumah, karena memang di tahun - tahun sebelumnya saya sering mengadakan pesta malam tahun baru di rumah bersama kelurga atau teman SMA pada saat itu. Hari itu saya juga sudah mempersiapkan jagung satu karung untuk dibakar.
Setelah menunggu sampai hampir jam 5 sore, semuanya kumpul juga di kampus. Kali ini personel yang akan meramaikan acara malam tahun baru adalah Arjo, Gilang, Heppi, Endang, Bewanti, Andi, dan saya sendiri. Berangkatlah kita menuju TKP, tapi sebelumnya ada request dari mbok Endang untuk mencari makan dulu, di dekat rumah saya. Setelah berpikir cukup lama, saya putuskan untuk makan di sebuah warung yang berlabel 'Kandang Lombok' di jalan Soragan (sekitar 1,5 km dari rumah saya).
Kurang lebih sudah hampir jam 7 malam ketika sampai di rumah saya. Acara inti malam ini sebenarnya tidak benar - benar di rumah saya, namun di sebuah joglo dan gazebo milik saudara saya yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan rumah saya. Setelah sedikit berbasa - basi sambil menyruput minuman seadanya, kita segera membawa peralatan untuk bebakaran yang sudah saya siapkan sebelumnya. Sekarung jagung segera saya keluarkan untuk kita bakar menyambut malam tahun baru 2012. Jagung ini memang saya beli untuk berjaga - jaga jika akan ada acara seperti ini. Setelah arang memenuhi anglo, Arjo sang 'menwa' segera menunjukkan aksinya untuk menyalakan api. Namun cukup cukup lama juga api tidak segera menyala. Bahkan minyak tanah pun belum cukup membantu. Tidak putus asa, saya dan Andi membantu dengan menyiapkan kertas kardus untuk dibakar sebagai pemicu.


Tak sia - sia kita menunggu lama dan mencoba berbagai cara. Api pun menyala, membara, menghangatkan dinginnya malam itu di tengah canda dan tawa. Segeralah Arjo mengatur api agar lebih merata, sementara itu Endang dan yang lain menyiapkan bumbu dan jagung yang akan dibakar.


Tanpa berlama - lama, jagung pun dibakar satu per satu. Sambil menunggu jagung yang matang, keluarlah satu pak kartu yang mulai menjadi teman akrab kita saat berkumpul sejak malam itu. Sebelum bermain, Heppi menyempatkan untuk menelpon Ali, salah seorang teman asli Timur Tengah yang tidak bisa ikut acara di rumah saya karena sedang mudik ke Pati, tempat tinggalnya setelah migrasi ke Indonesia. Dengan mode 'loudspeaker' semua berebut untuk berbicara dengan Ali dan ingin tau apa yang dilakukannya dalam rangka menyambut tahun baru 2012 ini. Setelah tau bahwa Ali akan menghabiskan malam itu dengan ditemani Peter Parker alias 'cuma' nonton film Spiderman, kita semua langsung tertawa sambil 'memamerkan' apa yang sedang terjadi di rumah saya. Setelah puas dengan Ali, kita melanjutkan untuk bermain kartu. Permainan favorit waktu itu adalah empat satu. Permainan yang membutuhkan perhitungan dan keputusan cepat. Dan namanya juga permainan, selalu ada yang menang dan kalah. Untuk hukumannya, disiapkanlah bedak untuk mencoreng muka mereka yang kalah. Hingga tak jarang menimbulkan perdebatan ketika ada yang merasa dirugikan karena sering kalah (siapa ya?).


Setelah melewati beberapa putaran, nampaklah siapa yang paling sering kalah dan siapa yang cukup beruntung mendapat sedikit coreng di wajah. Hingga saat itu juga tak terasa waktu sudah mendekati tengah malam. Permainan kartu diakhiri seiring terdengarnya letupan kembang api dari berbagai penjuru desa. Rumah saya yang terletak di depan sawah memungkinkan untuk menikmati pemandangan berbagai kembang api tersebut. Dari utara, timur, barat, hingga selatan, semua berlomba untuk memeriahkan malam penghujung tahun itu. Tak terkecuali di tempat saya yang juga ikut menyalakan kembang api dari yang kecil dilempar, sampai yang menjulang tinggi menembus awan yang menjadi tanda berakhirnya tahun 2011. Happy New Year!! :D


Berakhirnya tahun 2011 juga menandakan berakhirnya aktivitas malam itu. Lapak kartu sudah ditutup, jagung bakar sudah termakan, tinggal sedikit nyala api yang masih setia menghangatkan obrolan. Hingga muncul rencana dadakan (lagi) untuk pergi ke pantai pagi harinya. Gila?! Ya, teman - teman saya memang sudah gila semua. Sudah dini hari merencanakan pergi ke pantai menjelang subuh, berencana menjemput sunrise. Tapi kegilaan inilah yang membuat kita selalu memiliki cerita yang menyenangkan, dan saya juga memang sudah lama gila (LOL). Setelah sepakat, kita semua mulai membereskan barang - barang yang berantakan dan bersiap untuk tidur. Karena sudah sangat mengantuk dan tidak menyiapkan kamar sebelumnya, kita hanya tidur di joglo dan gazebo yang terbuka. Saya mengambil beberapa bantal dan selimut agar tidak kedinginan. Alarm pun sudah dinyalakan agar tidak telat bangun. Di tengah suara dengkuran teman yang sudah tidur, saya mendapat pesan singkat dari ibu saya yang menyruh untuk memasukkan motor teman - teman yang waktu itu masih di luar halaman rumah. Ada 3 motor waktu itu, dan semuanya sudah dikunci stang. Lalu saya melihat Gilang yang belum tidur, dan meminta kunci motor milik Arjo. Untuk 2 motor yang lain milik Andi dan Heppi saya tidak tau kuncinya mereka simpan dimana, karena sepertinya sudah pada tidur semua (meskipun ternyata Andi belum tidur, namun hanya pura - pura tidur). Terpaksa saya menggunakan jurus tukang parkir malioboro untuk memindahkan kedua motor tersebut dalam keadaan terkunci. Sukses! Setidaknya motor berada di dalam wilayah rumah saya dengan cukup dilindungi pagar. Saya pun sudah cukup tenang untuk melanjutkan tidur. Lalu, apakah rencana menjemput sunrise di pantai akan terwujud? Tunggu saja cerita selanjutnya...

bersambung...




(foto by. Endang, Heppi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar